Secara pribadi saya lebih suka menyimpan harta dalam bentuk aset fisik yang terlihat yaitu berupa emas, rumah atau tanah. Nilainya lebih terjamin. Aset-aset tersebut tidak membuat diri kita merasa kekhawatiran akan nominal nilai yang ada padanya, bahkan mereka adalah aset berwujud dan terlihat. Bisa disentuh, dipegang secara nyata.
Dalam kesibukan di tengah-tengah rutinitas harian, terkadang kita menyadari bahwa harga emas terus meningkat dan menjadi mahal untuk jangka waktu yang lama melebihi kadar inflasi yang ada. Sebab emas merupakan aset keuangan yang mampu menahan laju inflasi.
Maka, jika ada modal yang cukup besar, akan saya gunakan modal tersebut untuk membeli rumah yang bisa disewakan atau dikontrakkan kepada orang lain dengan harga yang pantas. Selain karena harganya yang terus-menerus meningkat dalam jangka waktu yang lama, kita juga bisa menaksirkan pendapatan dari harga yang disewakan. Akan tetapi jika modal yang kita miliki hanya dalam jumlah kecil, maka saya memutuskan untuk membeli emas saja. Selain emas merupakan aset nyata yang mampu dimiliki oleh setiap orang, nilainya juga lebih terjamin untuk jangka waktu yang panjang dibandingkan dengan menyimpan di bank.
Angka Dan Daya Beli
Berapapun banyak uang simpanan yang ada di bank dan bertambah angka nominalnya di setiap tahunnya, pada kenyataanya daya belinya bisa menurun disebabkan adanya inflasi ekonomi. Bahkan bisa menjadi lebih buruk keadaannya jika ditinjau dari sudut jatuhnya nilai pada sebuah mata uang, ringgit atau rupiah misalnya.
Seperti contoh yang telah saya paparkan sebelumnya tentang keadaan terpuruknya Rupiah di tahun 1998 mengalami depresiasi hingga 600% dan jatuhnya Ringgit pada tahun 2015, ringgit mengalami kemerosotan hingga 30% dalam setahun. Akibatnya, harga penjualan barang didalam negeri mengalami kenaikan lebih dari 10 persen! Meskipun telah dihitung dan dikalkulasikan secara pasti, namun hakikatnya nilai kekayaan dari yang kita miliki semakin berkurang meskipun nominal yang masuk dalam rekening kita semakin bertambah.
Jadi, aset simpanan terbaik untuk jangka waktu yang panjang adalah emas, dan itu lebih baik karena nilai dan daya belinya lebih terjamin.
Daya Beli Emas Dan Duit
Ok, seperti yang sering saya ceritakan tentang satu Dinar (emas seberat 4.25 gram) mampu mendapatkan harga seekor kambing pada zaman Nabi Muhammad SAW. Dan hingga hari ini, satu Dinar tersebut masih sama dan bisa kita dapatkan untuk satu ekor kambing meskipun perbandingan jarak antara harga pada waktu dulu hingga sekarang tidak mengalami perbedaan. Inilah bukti bahwa emas mengalami kekekalan pada nilainya sejak 1440 tahun yang lalu!
Bagaimana dengan uang kertas? jelas sekali perbedaannya. Saya masih ingat ketika duduk dibangku sekolah dasar pada tahun 1980-an dahulu. Pada waktu itu, ayah membekali uang untuk saya hanya 50 sen sehari (sekitar 1500 Rupiah pada waktu sekarang). Dengan jumlah uang tersebut, saya hanya bisa mendapatkan sepiring nasi, segelas air dan sebiji kue. Anak-anak sebaya saya sangat senang sekali bisa menikmati jajanan sederhana itu dengan uang yang hanya 50 sen.
Hari ini, hal itu sangat berbeda. Kalau dulu dengan koin seharga 50 sen saja bisa makan kenyang di sekolah, namun anak-anak sekolahan pada zaman sekarang membutuhkan uang jajan tidak kurang dari RM 3.00 sehari (sekitar Rp 10.000). RM 3.00 pada saat ini pastinya lebih banyak jika dibandingkan dengan 50 sen pada waktu dulu. Dari sini kita bisa melihat, meskipun nominal pada angkanya bertambah akan tetapi daya kuasa beli yang didapatkan sama saja. Meskipun adanya penambahan angka pada jumlah uang tersebut bukan berarti menjadikan kita lebih kaya, malah daya hasil belinya akan semakin berkurang dan terus merosot dari tahun ke tahun.
Jadi, segala aset simpanan yang bersifat untuk keperluan jangka panjang seperti simpanan pendidikan untuk anak-anak, simpanan untuk keperluan menunaikan ibadah haji atau umroh, saya lebih memilih emas atau aset fisik nyata lainnya yang lebih terjamin dibandingkan simpanan di bank.
Simpanan Pendidikan Untuk Anak-Anak
Bagi orangtua yang ingin menjadikan emas sebagai simpanan pendidikan untuk anak-anak, mereka harus disiplinkan diri untuk menyimpan emas 1 gram 1 bulan untuk setiap anaknya. Ketika usia anak menginjak 18 tahun, maka jumlah simpanan emas tersebut cukup untuk menampung sebagian dari biaya pendidikan mereka di kampus atau universitas yang baik.
Di Indonesia rata-rata kenaikan biaya pendidikan mulai dari SD (sekolah dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), SMA (Sekolah Menengah Atas) hingga perguruan tinggi sebesar 10% per tahunnya. Tentunya hal tersebut perlu perencanaan dana pendidikan yang tepat, agar kita sebagai orang tua dapat menyiapkan pendidikan terbaiknya.
Saya pernah membuat perkiraan tentang pinjaman biaya pendidikan di Malaysia pada tahun 2016 oleh PTPTN (Perbadanan Tabung Pendidikan Tinggi Nasional) atau seperti lembaga pendidikan yang memberikan dispensasi untuk bisa melanjutkan studi. Untuk melanjutkan di beberapa tempat IPTA (Institut Pengajian Tinggi Awam) atau setara dengan Perguruan Tinggi Negeri, untuk fakultas sastra membutuhkan biaya sekitar RM6.500 (sekitar Rp 23 jutaan) dalam setahun. Jika dikalikan untuk biaya selama lima tahun, maka biaya pinjaman yang diberi sekitar RM 32.500 atau (sekitar Rp 116 jutaan). Bisa kita bayangkan, andai kata hari ini biaya pendidikan di beberapa universitas negeri adalah sekitar RM 35.000-RM 40.000 (sekitar Rp 125 juta – Rp 140 jutaan), maka jumlah tersebut sama dengan nilai emas seberat 210-240 gram (hingga buku ini ditulis).
Jika kita menyimpan emas satu gram untuk setiap bulan dan untuk setiap anak berawal dari masa kelahirannya, maka waktu yang diperlukan untuk mencapai 210 – 240 gram adalah sekitar 18 – 20 tahun dari umurnya. Singkatnya, emas yang ditampung oleh orangtua untuk kepentingan pendidikan anak-anaknya, itu sudah sangat mencukupi untuk biaya mereka di perguruan tinggi. Meski apapun yang berlaku terhadap ekonomi negara dan ringgit, akan tetapi nilai yang ada pada emas bersifat kekal dan tidak akan jatuh.
Meskipun biaya pendidikan pada waktu itu bisa dikatakan lebih mahal dibandingkan saat ini, saya percaya bahwa harga pada emas juga akan semakin mahal. Jadi, dengan simpanan emas tersebut, anak-anak kita tidak perlu kerepotan untuk meminjam biaya dari negara seperti PTPTN yang ada di Malaysia, akan tetapi kita sebagai orangtua mampu untuk membiayai mereka sepenuhnya. Inshallah.
Hadits 1 Dinar 1 Ekor Kambing
Diriwayatkan oleh Ahmad dalam musnadnya, dari Urwah yang artinya: “(pada suatu hari) Rasulullah SAW menemui sekumpulan binatang ternak yang hendak dijual. Lalu, Rasulullah SAW memberi kepadaku satu dinar dan berkata: “Wahai Urwah, pergi kepada laki-laki tersebut dan belikan untukku seekor kambing”. Aku pun pergi menemui laki-laki tersebut dan melakukan tawar-menawar sehingga aku dapat membeli dua ekor kambing dengan harga satu dinar.
Kemudian, aku membawa kedua-dua ekor kambing tersebut. selama diperjalanan, ada seorang laki-laki yang datang menemuiku dan ingin membeli salah satu dari dua ekor kambing dariku. Lalu, aku menjualnya dengan harga satu dinar. Kemudian, aku bertemu Rasulullah SAW dengan membawa seekor kambing dan satu dinar dan kemudian aku berkata: “Wahai Rasulullah, inilah dinar kambing milikmu”.
Rasulullah SAW bertanya: “Bagaimana kamu melakukannya?” lalu aku pun menceritakan kepada Baginda apa yang telah aku lakukan, lalu Baginda berkata: “Ya Allah, berkahilah perniagaannya”.