Setiap orang pasti memiliki pengalamannya masing-masing, akan tetapi bagi saya, uang yang disimpan didalam lembaga Tabung Haji atau rekening bank sekalipun tidak akan bertahan lama. Pasti akan ada saja keperluan yang harus dibeli. Jika keadaanya begini, sudah pasti akan sulit untuk membendungnya dan aset kekayaan yang kita simpan lama-kelamaan akan surut. Setelah simpan kemudian habis. Simpan. Habis. Simpan. Habis. Simpan lagi. Habis lagi.
Berbeda dengan menyimpan uang dalam bentuk emas. Selain karena nomornya sudah hilang, juga sulit bocor karena kita harus mengambil WAKTU TENANG (karena harus jual atau pajak dulu) sebelum berbelanja. Karena itu, kita akan menjadi lebih rasional. Anda tidak akan pernah menjual emas tanpa tujuan yang sangat penting.
Simpanan Pendapatan Dalam Setahun
Kapankah saya akan menjual emas yang saya simpan? Pertanyaan tersebut akan terjawab jika berlaku tiga keadaan, yaitu;
- Ada hal yang mendesak yaitu apabila uang simpanan untuk keperluan darurat telah habis
- Adanya peluang lain yang lebih menguntungkan seperti dijadikan sebagai modal usaha atau bisnis.
- Telah cukup dan memenuhi tujuan dan target penyimpanan, seperti simpanan untuk keperluan anak melanjutkan studi di perguruan tinggi atau keperluan untuk ibadah umroh dan haji.
Dari sudut simpanan, saya hanya menyimpan uang tunai di bank sebanyak jumlah pendapatan tiga bulan saja sebagai dana simpanan darurat. Selebihnya dengan pendapatan sembilan bulan saya simpan dalam bentuk emas sebagai tambahan dana dari simpanan darurat yang sudah ada. Total keseluruhan simpanan darurat yang saya dapatkan adalah sebanyak 12 bulan pendapatan. Saya sarankan bagi mereka yang sering menggunakan dana pendapatan dari pekerjaan untuk keperluan harian, maka simpanan untuk keperluan darurat selama 6 bulan sudah mencukupi.
Savers Are Losers
Apabila jumlah simpanan “tunai + emas” dari 12 bulan pendapatan sudah tercukupi, maka selanjutnya saya akan mulai berinvestasi kepada hal yang lebih menguntungkan, seperti membeli rumah yang bisa disewakan atau dikontrakkan dengan harga sewa yang pantas. Tujuannya adalah memperoleh sumber pendapatan baru selain sekedar menambah aset harta.
Artinya, saya tidak perlu menyimpan uang terlalu banyak di bank, selain adanya dorongan atau godaan untuk berbelanja lebih, uang itu juga akan terus berkurang akibat adanya inflasi. Seperti pepatah dari Robert T. Kiyosaki, “Savers are Losers!” Kita akan kehilangan banyak nilai dalam jangka panjang jika kita membiarkan uang tersebut disimpan dalam bentuk uang kertas. Itulah alasan utama mengapa orang terkaya di dunia tidak membiarkan kekayaannya disimpan dalam jumlah besar di rekening bank.
Inflasi pasti terjadi dan dialami semua negara di dunia, baik negara berkembang maupun yang udah maju sekalipun. Rata-rata laju inflasi di Indonesia berkisar 5% per tahun, yang artinya daya beli uang Rupiah yang kita miliki akan terus merosot lebih dari 5% per tahunnya. Hat tersebut dapat kita ketahui bersama dengan kenaikan harga barang dan jasa setiap tahunnya naik sebesar 10%. Jadi Semakin banyak uang tunai yang kita miliki dan dibiarkan begitu saja, maka daya belinya akan semakin terus tergerus semakin lama semakin tidak menguntungkan.