JutawanPublicGold.Com

Motivasi Keuangan & Investasi Emas

Menanamkan Kebiasaan “Orang Kaya” Dengan Emas

June 30, 2023

Ada seorang pembaca blog pribadi saya (www.mohdzulkifli.com) yang menghubungi saya. Dia mulai tertarik membeli emas setelah terinspirasi dari blog yang saya tulis. Jika sudah mulai membeli emas, maka akan merasa ketagihan untuk membelinya lagi. Dikarenakan ketagihan dalam membeli emas, dalam waktu tujuh bulan, ia sudah menghabiskan uangnya sejumlah RM 38.000 (±Rp 114.000.000) untuk membeli emas. Demi Tuhan, ini kecanduan yang bagus. Hal ini karena membeli emas bukan berarti mengeluarkan uang, melainkan menabung menjadi bentuk yang lebih baik. Ini berbeda dengan kecanduan berbelanja pada hal-hal lain. Nantinya Sadar-sadar anda akan menerima panggilan dari pihak bank karena tagihan kartu kredit sudah berbulan-bulan tertunda! 

Dalam banyak hal, rata-rata orang yang menjadi kaya raya adalah mereka yang  biasa-biasa saja. Tidak  ada bakat atau kemampuan tertentu yang mereka miliki di atas orang lain. Hal  tersebut membuktikan bahwa mereka yang menjadi kaya raya karena mereka serius melakukan sesuatu dalam cara-cara tertentu. 

Mulai dengan menjaga hubungan baik dan tali silaturahim dengan orang lain dan ada usaha dan kerja keras yang perlu kita lakukan dan usaha itu bukan hanya sekedar bagaimana ROI-nya (Return On Investment) bisa kita raih dengan nilai yang paling besar, tetapi harus ada pembentukan TABIAT DAN SIKAP kita terhadap uang. Jika kita berinvestasi dengan ROI yang tertinggi atau terbesar sekalipun, ia tidak bisa menjamin kekayaan untuk kita selagi sikap dan tabiat kita masih belum berubah.

Bukan Karena Bijak, Tetapi Tabiat (Kebiasaan)

Pada umumnya, kebiasaan orang kaya adalah mengumpul dan menyimpan HARTA. Mereka akan merasa puas jika harta mereka semakin bertambah. Mereka akan selalu membeli dan menambah aset kekayaan mereka yang semakin lama semakin banyak.

Ternyata, sikap dan tindakan ini sangat berbeda dengan orang kebanyakan. orang Kebanyakan ingin menghabiskan sebanyak yang mereka bisa dan menambah utangnya sebanyak mungkin. Mereka rela memanjakan diri mereka dengan harta sehingga mereka puas dan merasa segalanya terpenuhi. Padahal semuanya itu sudah mereka miliki. Contohnya, meskipun mobil yang mereka miliki masih layak untuk dikendarai dan berfungsi dengan baik, tetapi mereka mau menukar dengan tipe model yang baru hanya karena ingin tampil lebih.

Namun, apabila mereka melakukan investasi, cara yang mereka lakukan mungkin lebih “bijak” dibandingkan orang-orang kaya yang suka menghambur-hamburkan hartanya. Akan tetapi, bila sudah berinvestasi mereka mulai berfikir, kemanakah uang itu akan DIBELANJAKAN jika mereka nantinya mendapatkan keuntungan dari investasi tersebut? Jadi, keuntungan sebanyak apapun yang mereka dapatkan, pada akhirnya keuntungan tersebut tetap boros juga.

Kesan Tersendiri Dalam Menyimpan Emas

Untuk menjadi orang kaya, kita tidak harus menunggu hingga memiliki otak sehebat para astronot. Tetapi cukup hanya dengan memperbaiki tabiat atau kebiasaan kita sebagaimana kebiasaan yang dimiliki orang-orang kaya. Salah satu cara di antara kebiasaan orang-orang kaya yang dapat saya sarankan kepada adalah Anda mau memulainya dengan menjadikan emas sebagai salah satu bentuk aset simpanan jangka panjang.

Jika kita perhatikan, meskipun harga pada emas mengalami kenaikan yang signifikan, akan tetapi permasalahan yang ada pada si penyimpan emas adalah “sayang kalo dijual” atau “eman-eman nih kalo di jual”. Memang, emas memiliki kesan emosional yang besar bagi para pemiliknya, sangat berbeda dengan mereka yang menyimpan uangnya di bank.

Perasaan ”sayang dan eman-eman” itulah yang membuat kekayaan kita bisa bertahan dan terus bertambah. Mungkin cara saya ini tidak cocok atau berbeda dengan cara orang lain. Tetapi saya selalu membelinya, membeli dan terus membeli emas tersebut sejak tahun 2010 dan belum pernah terfikirkan untuk menjualnya. Saya hanya berfikir, saya harus terpaksa menjualnya jika ada beberapa keperluan yang mendesak, seperti;

  1. Mendesak untuk ditukarkan kepada uang dikarenakan simpanan yang lainnya telah habis.
  2. Akan saya tukarkan kepada aset berharga lainnya yang berbentuk fisik seperti membeli rumah, tanah dan sebagainya. Itu semua bukan sekedar untuk “ambil untung” semata.

Bukan ROI Yang Menjadikan Kita Kaya

Terkadang kita mencari jalan untuk berinvestasi hanya berpatokan pada hasil keuntungan atau ROI-nya yang paling besar saja. Akan tetapi, kerugian yang lebih besar dalam memanage keuangan (termasuk saya) bukan disebabkan perolehan ROI yang negatif. Sebaliknya, pemborosan pada keuangan terjadi dikarenakan adanya dorongan nafsu yang kuat untuk berbelanja apa saja, apalagi ketika kita sedang memiliki banyak uang. 

Selagi uang itu ada, sudah dipastikan emosi kita akan terdorong untuk memanfaatkannya. Namun ketika uang itu telah habis, maka baru terasa penyesalannya. 

Benar ?

Jika memang itu adalah permasalahannya, mungkin sebagai obat penawarnya adalah emas. Hati akan terasa lebih lega dan puas ketika kita menghabiskannya untuk membeli emas, karena emas juga “uang”. Hanya bentuk saja yang berbeda. Seperti kata seorang follower di laman Facebook saya, emas bukan sekedar anti inflasi tetapi emas juga anti boros!

Ya, ada benarnya juga.

Tentang Penulis

zairy

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}
>