JutawanPublicGold.Com

Motivasi Keuangan & Investasi Emas

Emas Dan Sejarah Mata Uang

June 23, 2023

Setelah saya menyadari bahwa nilai uang yang kita gunakan pada hari ini bukanlah terletak pada kertasnya, akhirnya  saya  pun mulai tertarik mengkajinya lebih dalam lagi, berkaitan dengan sejarah mata uang itu sendiri. Dulu, saya berpikir bahwa semua uang yang kita gunakan pada hari ini berdasarkan kepada emas. Namun ternyata rupanya saya salah.

Pada hakikatnya uang kertas yang kita gunakan pada hari ini tidak ada sangkut pautnya dengan emas sejak 15 Agustus 1971, tepat ketika ketika Amerika Serikat memutuskan hubungan antara emas dan US Dollar dan melanggar perjanjian Bretton Woods yang telah disepakatinya sendiri pada tahun 1944.

Semenjak itu, ia telah menjadi “uang fiat” yaitu uang yang dikeluarkan tanpa berdasarkan kepada aset fisik atau nilai intrinsik. Ia dikeluarkan out of nothing menurut Profesor Dato’ Dr. Ahamed Kameel Mydin Meera (Manajer Direktur Z Konsultan Grup).

Sejarahnya begini.

Sebelum tahun 1971, seluruh uang kertas bernilai US Dollar yang akan dicetak harus ada jaminan berupa emas. Setiap 35 Dollar yang ingin dicetak, harus disertai emas seberat satu troy oz (31.1 gram). Yang artinya, uang Dollar tersebut hanyalah voucer dalam menggantikan emas, adapun uang yang sebenarnya adalah emas.

Maka dari itu, jika kita melihat uang kertas Dollar sebelum tahun 1971 terdapat tulisan yang berbunyi “redeemable in gold on demand…”. Maksud dari tulisan itu adalah uang tersebut boleh dibawa ke bank manapun untuk ditukarkan menjadi emas. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, uang tersebut hanyalah voucer atau jaminan untuk ditukarkan menjadi emas. Adapun uang yang sebenarnya memanglah emas.

Sistem Keuangan Yang Dimanipulasi

Ketika terjadi konflik peperangan yang panjang antara Amerika Serikat dan Vietnam (perang Indochina ke-2) dan mereka (Amerika Serikat) kalah mutlak dalam peperangan tersebut. Kekayaan mereka tergerus karena peperangan. Maka mereka mulai mencari ide baru untuk memanipulasi sistem keuangan.

Merujuk kepada perjanjian Bretton Woods yang terjadi pada tahun 1944, dimana mata uang US Dollar tidak diperbolehkan untuk dicetak tanpa adanya jaminan berupa emas. Maka, mereka pun mulai mengambil jalan pintas untuk memutuskan hubungan antara Dollar dan emas!.

Maka, semenjak tahun 1971, mereka mulai bebas mencetak uang Dollar dengan sebebas-bebasnya. Itulah yang menjadi rahasia besar mengapa Amerika bisa menjadi negara yang kaya-raya dan berkuasa hingga hari ini. Menurut ahli sejarah mata uang Michael Maloney, penciptaan “uang fiat” adalah salah satu penipuan terbesar dalam sejarah manusia. 

Perkara ini bukanlah hal yang baru dalam sejarah manusia. Bahkan jika kita kembali menelusuri sejarah masa lampau, emas telah ada dan dibuat pada zaman kerajaan Yunani dan Romawi. Di negara saya Malaysia pun pernah terjadi hal semacam ini, yaitu ketika Jepang menguasai Tanah Melayu. Pada masa itu, pencetakan uang dilakukan dengan bebas dan tanpa aturan sehingga terjadi hiperinflasi yang menyebabkan daya beli uang kertas mendadak jatuh. Dengan kata lain, kekayaan rakyat justru dirampok oleh pemerintah secara tidak sadar.

Harga Emas Mendatar 100 Tahun

Jika kita perhatikan neraca harga emas di salah satu website bernama www.kitco.com, kita akan mendapati bahwa harga emas tidak naik lebih dari 100 tahun sebelum 1971. Grafik pada harga emas terlihat mendatar dan sebanding.

Pertanyaannya, mengapa?

Apakah tidak ada permintaan emas lagi?

Bukan. Jawabannya adalah, uang yang digunakan pada waktu itu adalah emas. Meskipun ketika itu mereka lebih banyak menggunakan uang kertas, akan tetapi sifat kertas itu hanyalah sebagai voucer atau kupon saja. Maka harga pada emas sejatinya tidak pernah mengalami naik atau turun karena uang itu sendiri adalah emas.

Masih ingatkah kalian pada zaman sekolah dulu? Pihak sekolah memberikan kupon untuk hari kantin atau ketika hari pekerja. Pada waktu itu, murid-murid diminta untuk membeli kupon untuk berbelanja pada hari tersebut. Nah, kupon itu bukanlah uang, melainkan sebagai alat pengganti dari uang.

Jadi, begitu juga terhadap sistem keuangan dunia sebelum tahun 1971. Uang kertas hanyalah alat pengganti dari uang yang sebenarnya itu adalah emas.

Emas Yang Meningkat Atau Daya Beli Uang Yang Anjlok ?

Ketika saya mulai memahami hakikat ini, untungnya saya tidak begitu syok lagi dengan naik turunnya harga emas. Justru yang saya lihat adalah emas merupakan alat untuk menyimpan kekayaan yang sesungguhnya. Adapun kekayaan yang tersimpan dalam bentuk lembaran uang kertas hanyalah bersifat maya. Kapanpun dan dalam waktu apapun kekayaan itu bisa dengan mudah hilang begitu saja. Mengapa? Karena uang kertas bisa dimanipulasi (oleh pemerintah yang tidak bertanggung jawab). Sedangkan emas tidak bisa dimanipulasi. Ia adalah “uang” ciptaan Tuhan yang tersimpan di dalam perut bumi untuk umat manusia.

Bagi siapapun yang mengerti tentang prinsip ini akan mengatakan – ketika harga emas melonjak naik, ini bukanlah satu pertanda baik. Sebab, di balik kenaikan harga emas tersebut, pastinya ada berita yang kurang enak untuk didengar yaitu daya beli uang kertas menjadi jatuh.

Coba bayangkan, sebelum tahun 1971 kita hanya membayar 35 Dollar untuk mendapatkan emas seberat satu troy oz (31.1 gram). Dan pada saat ini, kita harus membayar lebih dari 1.000 Dollar untuk mendapatkan emas dengan jumlah berat yang sama!

Pertanyaannya, apakah harga emas menjadi naik atau daya beli uang kertas yang jatuh? Jika dilihat dari satu sisi, iya, harga emas memang naik dan terus melonjak naik. Sedangkan dari sisi lainnya, terlihat jelas bahwa pengaruh nilai uang kertas yang menurun dan jatuh.

Ada satu permisalan; pada tahun 1980-an, harga untuk sebuah kue pastel di Malaysia adalah 10 sen (±Rp 300). Akan tetapi, untuk mendapatkan kue pastel yang ukuran dan isinya sama pada saat ini, kita harus membayar seharga 50 sen (±Rp 1.500). Kenyataannya pada saat ini, Kita harus membayar lima kali lipat dari sebelumnya untuk mendapatkan kue pastel yang sama.

Misteri Kue Pastel Yang Hilang

Pertanyaannya, dengan adanya kenaikan sebesar 5 kali lipat dari harga kue pastel pada beberapa tahun sebelumnya, apakah si Ibu penjual kue pastel pada saat ini bisa menjadi lebih kaya, bila  dibandingkan dengan Ibu penjual kue pastel pada tahun 1980-an?

Tentunya tidak!

Begitu jugalah yang terjadi dengan emas.

Meskipun harga emas melonjak naik berkali-kali lipat dibandingkan harga pada waktu dulu, pada kenyataannya, si penyimpan emas tidak menjadi semakin kaya! Iya, betul. Tidak bertambah kaya, akan tetapi kekayaannya kekal, tidak terusik dan bertahan. Karena, daya beli emas itu bersifat kekal. Iya, emas nilainya terus kekal. tidak menjadikannya bertambah namun juga tidak berkurang.

Buktinya, pada zaman Nabi Muhammad SAW (lebih dari 1400 tahun yang lalu), satu Dinar yang bersamaan dengan emas seberat 4.25 gram (kemurnian 999.9) dapat digunakan untuk membeli seekor kambing. Hari ini, satu Dinar juga tetap dapat digunakan untuk membeli seekor kambing di Indonesia atau pun di Malaysia. Walaupun harga emas telah naik berkali-kali lipat berbanding dulu pada tahun 80-an, dengan satu Dinar tetap akan mampu untuk membeli seekor kambing saja. Dan emas tak akan pernah dapat digunakan untuk  membeli 10 bahkan 100 ekor kambing.

Kita Tertipu Dengan Nominal Angka

Artinya, pada hakikatnya, para penyimpan emas tidak akan bisa menjadikan diri mereka bertambah kaya dikarenakan adanya kenaikan pada harga emas. Justru sebaliknya, kekayaan mereka tetap bertahan dari adanya inflasi. Kekayaan mereka bersifat kekal dan tetap bertahan. Akibatnya, tidak bertambah dan tidak berkurang.

Sangat berbeda jika dibandingkan ketika kita menyimpan uang di bank. Meskipun angka nominalnya adalah sama, namun kenyataannya menjadikan kita semakin miskin disebabkan daya beli uang kertas yang merosot turun dari tahun ke tahun akibat adanya inflasi terhadap nilai. Daya beli uang Rp 30.000.000 pada sepuluh tahun yang lalu sudah dipastikan tidak akan sama dengan Rp 30.000.000 pada hari ini. Jika dilihat lebih jauh lagi, daya beli uang kertas Rp 30.000.000 pada hari ini mungkin hanya setengahnya saja jika dibandingkan dengan sepuluh tahun yang lalu.

Meskipun angka nominalnya adalah kekal, tetapi daya belinya mengalami penurunan. Seperti halnya harga kue pastel yang telah disebutkan tadi, uang 10 sen (±Rp 300) hari ini tidak akan mampu membeli sebiji pastel seperti tahun 1980-an dulu. Walaupun dari segi nominalnya ia tidak berubah yaitu 10 sen (±Rp 300), akan tetapi daya belinya telah hilang. Dan sebenarnya, kita lagi-lagi terbohongi dengan nominal angkanya!

Pada intinya, uang kertas hanyalah sebagai alat jual beli dalam bentuk transaksi saja. Jika ingin dijadikan sebagai aset simpanan dalam jangka panjang, maka sudah dipastikan uang kertas tersebut tidak sesuai, karena tidak tersimpan nilai yang ada padanya. Adapun Penyimpanan nilai yang paling kuat yang digunakan oleh manusia dalam sejarah adalah EMAS (dan perak) saja.  

Tentang Penulis

zairy

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}
>