Semua orang tentunya memiliki impian dan cita-cita; ketika memasuki umur pensiunnya nanti, kita sudah tidak perlu bekerja lagi, tetapi masih mempunyai pendapatan tetap di setiap bulannya yang melebih biaya kebutuhan hidup sehari-hari. Baik pendapatan itu diperoleh dari uang pensiunan (bagi mereka yang bekerja di pemerintahan), atau pun dari harta sendiri.
Dari sudut keuangan, itu dikenal sebagai “kebebasan finansial” ataupun “financial freedom”.
Untuk meraih kebebasan dalam finansial, kita perlu memiliki harta yang bisa memberikan pendapatan secara tahunan atau bulanan. Sayangnya, emas tidak termasuk dalam kategori itu. Sebab emas adalah aset yang tidak memberikan pendapatan.
Namun demikian, bukan berarti bahwa emas ini tidak ada manfaatnya. Emas bisa membantu untuk mendapatkan “kebebasan dalam finansial” dan mempertahankan kekayaan yang sudah kita bangun.
5 Checkpoint Keuangan
Sebelum mencapai tahapan selanjutnya, kita perlu memahami setidaknya lima checkpoint (tahapan) keuangan, sebagaimana berikut:
- Sumber Keuangan Tunai Yang Positif
- Dana Yang Cukup Disaat Darurat
- Bebas Dari Hutang Yang Negatif
- Keuangan Yang Aman
- Kebebasan Dalam Finansial
Sebelum saya jelaskan semua checkpoint tersebut, mari kita berbincang singkat, bagaimana yang dikatakan “bebas finansial”.
Kita akan dianggap bebas keuangan jika kita memiliki pendapatan tetap yang cukup untuk membiayai segala kebutuhan hidup walaupun tidak bekerja.
Sebagai contoh, kita memiliki 10 rumah kontrakan yang bisa memberikan pendapatan bersih sebanyak RM500 atau sekitar Rp1,7 juta tiap bulan per-rumah, maka jumlah pendapatan bersih kita adalah RM5 ribu atau sekitar Rp17 jutaan setiap bulannya.
Pendapatan Pasif vs Biaya Kebutuhan Hidup
Jika biaya kebutuhan hidup kita hanyalah RM4,5 ribu atau sekitar Rp15 jutaan sebulan, maka kita sudah dianggap bebas dari finansial. Jika tidak bekerja sekalipun, kita masih bisa hidup seperti biasanya dikarenakan pendapatan yang tetap itu didapati dari harta yang kita miliki, bukan dari pekerjaan.
Pendapatan yang demikian disebut sebagai pendapatan pasif.
Pendapatan pasif tidak hanya dari bangunan yang dikontrakkan saja, selain dari itu ada banyak jenis-nya lagi. Ini termasuk diantara bayaran dari keuntungan tahunan yang diperoleh dari simpanan di bank atau saham, pendapatan royalti dari penulisan buku atau pun harta intelek (harta yang diperoleh dari hasil usaha sendiri), uang pensiunan pemerintah, bisnis bersistem (yang bekerja dengan sendirinya tanpa melibatkan pemiliknya), dan lain-lain.
Tetapi yang paling banyak dimiliki oleh tiap orang di Malaysia dan di Indonesia adalah pendapatan dari hasil bangunan atau gedung yang disewa ataupun keuntungan dari rekening simpanan di bank seperti Tabung Haji, ASB, SBN dan mungkin juga dari saham amanah lainnya.
Jumlah Harta Yang Perlu Dimiliki
Berdasarkan perhitungan kasar yang saya buat, bagi siapa saja yang ingin memperoleh pendapatan pasif sebanyak RM5 ribu atau sekitar Rp 15 jutaan sebulan dari hasil investasi baik di Malaysia maupun di Indonesia pada saat ini, maka mereka perlu memiliki harta bersih senilai RM1,2 juta atau sekitar Rp3,6 milyaran. Dengan asumsi hasil keuntungan tahunan dari kegiatan investasi sebanyak lima persen dalam setahun. Itu adalah rata-rata dari bonus investasi di Malaysia setelah dikurangi biaya yang berkaitan termasuk zakat.
RM 1,200.000 x 5% = RM 60,000 setahun RM 60,000 ÷ 12 bulan = RM 5,000 sebulan | Rp3,6 Milyard x 5% = Rp180 juta setahun Rp180 juta ÷ 12 bulan = Rp15 juta sebulan |
Harta tersebut sama ada dalam bentuk simpanan di bank seperti Tabung Haji dan ASB, ataupun bangunan yang bisa disewakan.
Catatan:
Secara pribadi, saya lebih suka aset bangunan dibandingkan simpanan di Tabung Haji (atau ASB), sebab itu adalah aset yang nyata dan terlihat fisiknya. Sebab aset fisik lebih terjamin nilainya dalam jangka waktu yang panjang dibandingkan aset kertas, bahkan ia lebih kuat terhadap kondisi ekonomi yang tidak menentu di masa yang akan datang. Dan pastinya, ia lebih aman dari ‘pemborosan’.
Tentukan Tujuan Keuangan
Berdasarkan perkiraan tersebut, artinya bagi siapapun yang ingin memiliki pendapatan pasif RM10 ribu atau sekitar Rp34 jutaan sebulan, maka perlu memiliki harta senilai RM2,4 juta atau sekitar Rp8 milyaran. Meskipun terlihat sangat sulit bagi kebanyakan orang, tapi saya yakin ia bukanlah hal yang mustahil untuk siapapun yang betul-betul fokus membangun harta itu. Tentukan saja target tujuannya terlebih dulu, kemudian pelajari dan cari jalan solusi untuk mencapainya.
Kembali kepada perbincangan kita diawal tadi, bagaimanakah emas bisa membantu kita mencapai tujuan untuk kebebasan keuangan?
Baiklah, mari kita bahas dan kupas secara satu-persatu sesuai urutan checkpoint keuangan yang saya terangkan tadi:
#1 : Sumber Keuangan Tunai Yang Positif
Sumber keuangan tunai yang positif yaitu, kita mampu menyimpan sebagian dari pendapatan perbulan. Para ahli keuangan Malaysia menyarankan agar kita harus menyimpan 10 persen dari hasil pendapatan kita per bulan, jika ada lebihnya maka boleh digunakan untuk keperluan perbelanjaan harian.
Beberapa masalah biasa yang sering terjadi adalah terkadang uang simpanan tersebut lebih sering bocor akibat dibelanjakan. Kita telah simpan sedikit-sedikit, tapi lama-lama masih sedikit! Maka cara untuk menanggulangi hal demikianlah yang selalu saya anjurkan untuk menjadikan emas sebagai forgotten saving, yaitu simpanan yang untuk dilupakan. Setelah menyimpan, maka lupakanlah. Itu lebih aman.
Setelah menerima gaji bulanan, langsung saja digunakan untuk membeli satu gram emas sebagai simpanan paksa dan kemudian lupakan. Jika masih ada sisa dari uang gajian, maka bisa disimpan di rekening bank manapun, sebaiknya di rekening lembaga Tabung Haji (dana simpanan untuk berhaji dan umrah), tabungan berjangka atau pun di tempat saham lainnya.
Saya yakin, simpanan satu gram untuk satu bulan (sebagai langkah awal) tersebut tidak akan kita sentuh, terkecuali jika benar-benar terjadi keadaan yang sangat mendesak dan memaksa. Dengan cara demikian jika diterapkan, maka benarlah seperti kata peribahasa “simpan sedikit-sedikit, lama-lama jadi bukit.
#2 : Dana Yang Cukup Disaat Darurat
Para ahli keuangan juga menganjurkan kepada kita semua agar memiliki simpanan untuk keperluan hal darurat yang mana simpanan tersebut sekurang-kurangnya tiga kali gaji bulanan kita. Kepada siapapun yang menerima pendapatan per bulannya dalam kisaran RM5 ribu atau sekitar Rp 17 jutaan, berarti uang simpanan yang harus dimiliki untuk keperluan darurat adalah sekitar RM15 ribu atau sekitar Rp 52 jutaan.
Simpanan tersebut sebaiknya disimpan di dalam rekening bank saja. Saya sendiri menyimpan dana keperluan darurat di lembaga Tabung Haji Malaysia saja. Meskipun kesannya hanya disimpan di dalam rekening, tetapi untuk mencairkannya bukanlah hal yang mudah, karena kita perlu membawa buku tabungan ke konter bank. Dan yang terpenting, jangan minta untuk dibuatkan kartu ATM sewaktu membuka rekening tersebut. Agar tidak mudah bagi kita untuk mengeluarkannya.
Berdasarkan banyak sekali masukan dan saran yang saya terima sejak menulis tentang keuangan di blog pribadi saya, pada kenyataannya ramai orang yang belum mampu untuk ‘mempertahankan’ dana simpanan untuk keperluan darurat itu. Banyak juga yang akhirnya ‘membongkar dana simpanannya meskipun bukan untuk keperluan darurat. Nyatanya, banyak orang tidak pernah merasa cukup tabungan daruratnya karena selalu ‘digali’ lagi.
Maka, untuk menanggulangi permasalahan ini agar tidak terjadi lagi, maka saya sarankan, jadikanlah emas sebagai alternatif sebagai dana simpanan untuk keperluan darurat, yang seharusnya dana tersebut harus disimpan didalam rekening bank. Simpankan saja dana keperluan itu dalam bentuk emas. Meskipun resiko harga emas akan naik dan turun, akan tetapi cara ini lebih baik dibandingkan menyimpan dana tersebut di rekening bank tapi ujung-ujungnya uang itu bocor dan dihabiskan.
Selain sebagai pilihan alternatif, emas juga akan berfungsi untuk menutup ‘kebocoran’ dalam penyimpanan. Jika ada keperluan, emas itu juga bisa dijadikan sebagai backup dana belanja.
#3 : Bebas Dari Hutang Yang Negatif
Bebas dari hutang negatif yang saya maksud adalah bebas dari segala hutang yang bisa menjeratkan kita kepada kemiskinan. Hutang yang bisa membuat nilai kekayaan yang kita miliki berkurang pada waktu yang akan datang. Contohnya, pinjaman untuk membeli mobil atau kendaraan (kredit), pinjaman pribadi, pinjaman dari pengeluaran kartu kredit, hutang perabotan rumah tangga, kantor dan sebagainya. Maka itu disebut sebagai “hutang negatif”.
Untuk hutang dalam membeli rumah dan kemudian digunakan untuk disewakan dengan harga sewaan yang sesuai, maka itu disebut sebagai “hutang positif”. Hutang-hutang positif seperti itulah yang bisa menjadikan kita lebih kaya di waktu yang akan datang. In-sha Allah.
Dari sini, hal yang ingin saya terangkan adalah, hutang-hutang tersebut tidak bisa dilunaskan begitu saja dengan cara membeli emas! Bagi siapapun yang memiliki simpanan emas banyak yang nilainya melebihi tiga bulan pendapatan, saya sarankan untuk dijual saja emas tersebut untuk melunasi segala tunggakan hutang yang ada. Maka dari itu, simpanlah dana tiga bulan pendapatan, dan selebihnya maka gunakan untuk melunasi segala hutang.
Ketika Anda terbebas dari segala beban hutang nantinya, insya Allah Anda akan memiliki semangat baru untuk meningkatkan kekayaan Anda lebih cepat dan mencapai titik pemeriksaan berikutnya untuk keuangan aman dan kebebasan finansial. Hanya mereka yang pernah mengalaminya yang akan mengerti semangat yang saya maksudkan!
#4 : Keuangan Yang Aman
Bagi siapa yang sudah memiliki simpanan dana untuk masa sekurang-kurangnya enam bulan pendapatan, maka mereka itu telah sampai dititik keuangan yang aman. Jika terjadi hal apapun kepada pekerjaan atau juga mereka masih mampu untuk terus bekerja, maka mereka masih termasuk dalam golongan yang aman dikarenakan masih memiliki dana simpanan untuk enam bulan bertahan. Dan saya yakin, jika terjadi apapun musibah, dengan dana simpanan enam bulan tersebut masih bisa bertahan untuk mencukupi keperluan hidup selama setahun.
Jika telah hilang sumber pendapatan, biasanya gaya hidup mereka pun akan berubah drastis menjadi lebih hemat dan mulai menurunkan cara gaya hidup dengan yang lebih sederhana.
Nah, Kepada mereka yang telah sampai di titik point ini, saran saya adalah mulailah simpan dana pendapatan tiga bulan dalam bentuk tunai di rekening bank, dan selebihnya simpanlah dalam bentuk emas.
simpanan tersebut akan lebih selamat dari resiko inflasi, resiko jatuhnya nilai atau daya beli mata uang dan lebih aman dari hal apapun yang menyangkut ekonomi dan politik suatu negara. Akan tetapi, menyimpan uang terlalu banyak di bank pun memiliki resiko yang besar. Meskipun kita mengetahui bahwa nominal angka yang tersimpan sudah pasti kekal, akan tetapi nilai atau daya belinya bisa jatuh kapan saja.
Selain itu, emas juga bisa dijadikan sebagai simpanan dengan tujuan untuk jangka waktu yang panjang. Contohnya, simpanan untuk melengkapi deposit atau uang muka pembelian rumah. Simpanlah emas setiap bulannya, jika jumlahnya telah mencukupi maka juallah emas itu untuk dijadikan deposit uang muka guna membeli rumah. Menurut saya, emas adalah “real property”. Meskipun uang yang kita miliki cukup untuk membeli rumah, tapi simpanlah dalam bentuk emas terlebih dahulu.
Disamping itu, jika simpanan emas kita mencukupi, kita juga berpeluang untuk menjadi dealer (agen) dari perusahaan emas. Sambil menyimpan emas, kita juga berpeluang memperoleh pendapatan dengan cukup menjadi pemberi kemudahan atau perantara kepada kenalan-kenalan kita untuk sama-sama menyimpan emas.
Sebagai contoh, perusahaan jual-beli emas terbesar di Malaysia dan Asia Tenggara adalah Public Gold yang memberikan peluang ini tanpa dipungut biaya apapun. Kita hanya perlu membeli emas dalam jumlah tertentu dan diberikan hak untuk menjadi dealer secara gratisnya.
Akhirnya, bagi siapapun yang ingin menjadi gold investor, menurut saya inilah tahap proses keuangan yang sesuai. Uang lebih dari sisa simpanan pendapatan enam bulan itu bisa digunakan untuk membeli emas dengan prinsip “membeli dengan harga rendah, menjual dengan harga tinggi”.
#5 : Kebebasan Dalam Finansial
Jika harta kita telah mencukupi untuk mencapai status bebas dari segala finansial, sebagaimana nasehat dari ahli keuangan seperti Tuan Azizi Ali, “agar supaya menyimpan 10 persen dari nilai bersih (net-worth) kekayaan itu dalam bentuk emas sebagai ‘asuransi’ kekayaan.”
“net-worth” adalah, nilai bersih dari kekayaan kita setelah dikurangi dari semua hutang yang masih tersisa.
Simpanan 10 persen itu adalah simpanan siaga untuk waspada dari terjadinya bencana ekonomi dan politik seperti terjadinya krisis ekonomi, jatuhnya nilai mata uang, runtuhnya sistem mata uang, gejolak politik dan bahkan skenario paling berbahaya dalam suatu politik adalah peperangan. Dari semua situasi tersebut bisa membuat kekayaan yang sudah kita bangun menjadi lenyap dan hilang, bahkan sebagian dari resiko itu datangnya tanpa peringatan!
Jadi, seperti yang sudah saya jelaskan sebelum ini, emas (dan perak) adalah satu-satunya aset keuangan yang nilainya tidak akan pernah jatuh menjadi nol. Karena dari sifatnya yang tidak bisa dimusnahkan menggunakan cara apapun. Meski berupa debu sekalipun, ia tetap berharga. Ianya berharga tanpa batas negara dan waktu.
Jika ada skenario terburuk bagi ekonomi dan politik negara, aset kertas seperti tabungan di bank dan saham akan terkesan terlebih dahulu. Aset fisik seperti emas, perak, dan properti adalah yang terakhir terkesan. Dan yang paling tidak terkesan adalah emas. Tabungan emas bisa menjadi penyelamat untuk membangun kembali kekayaan kita setelah krisis Keuangan.