Masalah yang saya alami ketika melihat simpanan uang di rekening bank adalah selalu ingin melihat dengan teliti jumlah uang yang ada di dalamnya. Akibatnya, banyak sekali keinginan yang muncul untuk membeli barang atau keperluan ini dan itu, padahal barang ataupun keperluan tersebut tidak didefinisikan sebagai kebutuhan.
Cobaan yang ada ketika kita memiliki simpanan yang cukup dalam rekening adalah munculnya keinginan yang bermacam-macam, tangan pun mulai gatal untuk membelanjakan sesuatu. Bulan ini uang tersebut diambil sedikit, bulan depannya diambil lagi dan lama-kelamaan simpanan uang kita menjadi berkurang, menipis dan habis, dikarenakan kebutuhan yang berlainan. Memang, terkadang ada saja keperluan yang harus dilengkapi, meskipun bukan dianggap sebagai suatu pemborosan, akan tetapi jika terus menerus seperti itu, maka simpanan kita tidak akan bertambah bahkan berkurang.
Walaupun ada pepatah bijak yang mengatakan “simpan sedikit-sedikit, lama-lama jadi bukit”, namun realita umum yang terjadi adalah “simpan sedikit-sedikit, lama-lama masih sedikit”. Ini adalah satu ‘penyakit’ dalam keuangan, simpan sedikit-sedikit, dan ketika ‘bocor’ jumlahnya besar. Ketika terima gaji potong sebagian uangnya untuk ditabung di dalam rekening simpanan, namun di akhir bulan “dikorek” uang simpanannya.
Simpan Uang dan Lupakan
Oleh karena itu, para ahli keuangan menyarankan agar setiap dari kita harus ada satu simpanan pribadi yang dinamakan “simpanan untuk dilupakan” atau dalam dalam istilah bahasa Inggrisnya adalah “forgotten saving”. Setelah uang itu ada, kita simpan dan kita lupakan uang tersebut. Jangan pernah mencari tahu lagi seberapa banyak uang yang sudah kita simpan, supaya pada akhirnya nanti kita menyadari bahwa uang yang kita simpan terkumpul menjadi banyak dan bisa direncanakan untuk dua atau tiga tahun yang akan datang.
Forgotten saving ini sangat penting agar uang simpanan kita tidak boros dan bocor malahan bisa semakin bertambah. Pernah terlintas dalam pikiran saya tentang bagaimana menangani kasus uang yang mudah bocor atau boros, dan terkadang saya berpikir ingin membuang buku rekening simpanan yang saya miliki, atau saya kirimkan buku tersebut ke kampung halaman agar saya tidak tahu dan tidak mengingat jumlah yang ada di dalamnya.
Yang terpenting, uang yang saya dapatkan dari hasil kerja adalah dengan cara harus membaginya untuk keperluan sehari-hari dan sebagiannya lagi harus ditabungkan ke rekening setiap bulan. Uang tersebut akan saya ambil jika memang ada keadaan yang darurat atau ada peluang investasi yang lebih baik.
Melupakan Simpanan Dengan Emas
Setelah saya memulai untuk menyimpan emas pada tahun 2010 yang lalu, saya mendapatkan beberapa pelajaran dan cara menanggulangi dari kebocoran uang simpanan yaitu dengan menukarkan simpanan tersebut ke dalam bentuk emas. Emas bisa dijadikan sebagai forgotten saving yang bijak dan sangat berkesan dikarenakan tidak terdapat angka yang menyebutkan “kuantitasnya”. Jika angka tersebut menerangkan tentang jumlahnya, sudah dipastikan emas tersebut akan mengganggu emosional kita untuk lebih boros lagi.
Ketika menyimpan emas, sejujurnya saya tidak tahu berapa nilai simpanan yang ada pada emas tersebut. Akan tetapi bisa dipastikan bahwa simpanan itu berbentuk kepingan emas. Bahkan saya pun tidak menghiraukan sudah berapa keping emas yang saya miliki terkecuali ketika ingin dizakati dari simpanan emas tersebut setahun sekali.
Hilang Rasa Dalam Memiliki Uang
Ada satu hal lagi yang saya rasakan ketika menyimpan emas adalah hilangnya rasa memiliki uang. Meskipun memiliki cukup uang itu penting, tetapi adanya “rasa berduit” adalah salah satu sikap yang berbahaya. Parahnya lagi jika ada sifat “tidak berduit dan merasa uangnya banyak”, rasa seperti inilah yang mendorong nafsu kita untuk selalu boros, dan bisa jadi jumlah belanjaannya akan melebihi dari batas perencanaan bahkan kemampuan, dikarenakan sanggup dan berani berhutang.
Bagi mereka yang memang “berduit dan merasa uangnya banyak”, menyimpan uang merupakan hal yang sangat sulit dikarenakan seringnya uang tersebut berkurang setelah disimpan di dalam rekening. Inilah yang menyebabkan kekayaan susah bertambah dan berkembang.
Jika emas dijadikan sebagai simpanan, saya merasakan bahwa saya tidak memiliki uang sepeser pun. Padahal, hakikat sebenarnya jika keseluruhan dari emas yang saya miliki ditukarkan kepada uang pasti jumlahnya akan lebih banyak dan lebih besar.
Yang baiknya dari hal ini adalah ketika saya merasakan tidak memiliki uang maka tidak ada keinginan dari hati saya untuk membeli barang ini dan itu disebabkan tidak adanya uang di dalam buku rekening. Yang saya punya hanyalah kepingan emas dan uang tunai sebagai persiapan yang darurat. Maka kekayaan tersebut akan bertahan lebih lama dibandingkan ia tersimpan dalam bentuk uang dalam rekening. InsyaAllah.
Strategi 1 Gram Untuk 1 Bulan
Untuk siapapun yang berniat untuk menyimpan emas sebagai forgotten saving maka langkah awal dalam memulainya adalah dengan menargetkan 1 gram untuk 1 bulan. Disiplinkan diri dengan langkah ini, dan jangan berangan-angan besar untuk memulai dengan jumlah yang lebih besar.
Simpanlah emas tersebut sedikit demi sedikit dan berkelanjutan, itu lebih baik dibandingkan membeli dengan jumlah banyak di awal dan kemudian berhenti seketika. Berawal dari cara ini secara tidak langsung dapat melatih kedisiplinan dan menanamkan kebiasaan yang baik, jangan terus-terusan memikirkan jumlahnya. Kebiasaan yang baik akan memberikan dampak yang besar untuk jangka panjang. Meskipun yang disimpan hanya 1 gram tiap bulannya, lama-kelamaan secara tidak sadar akan terus bertambah dan dalam 1 tahun bisa menghasilkan emas senilai 12 gram bahkan lebih.
Dan yang sering saya lakukan selama ini adalah ketika mendapatkan uang gajian bulanan atau masuknya setoran bayaran dari urusan apapun, uang tersebut akan saya belikan emas senilai satu gram. Kemudian saya anggap itu sebagai simpanan investasi yang harus saya lupakan. Jika ada sisa uang, maka bisa disimpan di lembaga keuangan lainnya , seperti; rekening bank, deposito, saham atau reksadana (jika diinginkan).
Manfaat Menyimpan 1 Gram Untuk 1 Bulan
Ada beberapa hal yang saya dapatkan dari manfaat menyimpan emas 1 gram untuk 1 bulan secara disiplin, diantaranya;
1. Akan menjadi “simpanan paksaan”, Simpanan yang menimbulkan pengaruh besar meski dipaksa. Paksa diri untuk membeli 1 gram emas di agen atau dealer resmi setelah mendapatkan gajian. Jika ada kelebihan uang bisa disimpan di rekening bank atau untuk investasi keperluan lainnya.
2. Akan menjadi “simpanan untuk dilupakan”, Menyimpan emas tidak seperti menyimpan uang. Tidak pernah terlintas dalam benak pikiran kita untuk
membelanjakan emas dengan berlebihan (dikarenakan emas tidak memiliki nominal angka), bahkan yang kita rasakan adalah ketagihan untuk menyimpan emas lagi dan lagi. Dari adanya ketagihan ini menjadikan diri kita lebih berdisiplin dalam menyimpan emas sehingga tanpa disadari dalam setahun kita telah memiliki 12 gram emas.
3. Penyimpan emas yang membeli secara bertahap tidak akan pernah kecewa Dengan harga jual emas karena telah merasa mengetahui patokan harga emas Ketika ingin membeli emas dan harga yang ditawarkan di pasaran berbeda-beda, contohnya Rp 510.000, Rp 540.000 dan Rp 570.000 segramnya. Maka harga yang bisa kita jadikan sebagai patokan adalah yang senilai Rp 540.000 an untuk setiap satu gram. Ketika harga emas menjadi naik, kita senang dan ketika harga itu turun, kita akan lebih senang lagi. Menarik bukan?